Wednesday, December 30, 2020

NASKAH CORONA ATAWA CONGORNA Karya Zuhristawa Luthfi Al Jabbar

CORONA ATAWA CONGORNA

(KARYA: ZUHRISTAWA LUTHFI AL JABBAR)

(PERTUNJUKAN INI DIMULAI KETIKA TIRAI PANGGUNG DIBUKA. KETIKA TIRAI DIBUKA, TERLIHAT KURSI-KURSI DAN MEJA PADA SEBUAH RUANG TAMU. NAMPAK TAK TERLALU MEWAH JUGA TIDAK JUGA TERLIHAT MISKIN. DAN DI SINILAH AKTOR KITA DENGAN ASYIKNYA TERLELAP DI ATAS KURSI DENGAN BUKU-BUKU YANG BERSERAKAN DI SEKELILINGNYA. AKTOR INI BISA LAKI-LAKI ATAUPUN PEREMPUAN TERGANTUNG SIAPA YANG MAU MEMAINKANNYA)(ALARM DARI HAPENYA BERDERING)(AKTOR TETAP TAK BERGEMING DAN MASIH ASYIK DENGAN ALAM MIMPINYA. SETELAH BEBERAPA SAAT, DIA TERSADAR DAN MENYADARI BAHWA SEHARUSNYA SUDAH WAKTUNYA DIA KULIAH ONLINEDENGAN DOSENNYA.)

Aduh. Telat aku. Mana laptopku? Aduh, aduh, dilihat banyak orang lagi. (BERBENAH) Mohon maaf, saudara-saudara yang budiman atas panggung ini yang nampak berantakan dan tidak sedap dipandang. Mohon pemakluman karenasaya banyak sekali tugas-tugas yang harus diselesaikan dan lagi-lagi harus selesai untuk besok. MENGELUH KATAMU? SIAPA TADI YANG BILANG? SEENAKNYA SAJA! (PAUSE) Tapi, ngomong-ngomong bagaimana? apakah saudara-saudara juga mengalami hal yang serupa dengan saya? Mengerjakan tugas yang menumpuk, beragam dan dikejar-kejar oleh waktu? Kalian pasti mengeluh juga kan? Akui sajalah. Jangan malu-malu. Dari data yang ada banyak yang lapor KPAI tuh karena keberatan dengan tugas. 246 anak sih yang saya baca waktu itu di berita. Saya ngomong kayak gini ada data loh. Karena jaman sekarang kalau tidak ada data sama aja dengan hoax. Aku tahu saudara bukan anak-anak. Mungkin yang menonton ini ada dari kalian yang mahasiswa seperti saya yang selalu diberi label pembawa perubahan.

Jadi, apa saudara-saudara yang mahasiswa atau anak-anak sekolahan ini pernah mengerjakan tugas yang menumpuk, beragam dan dikejar-kejar oleh waktu seperti saya? Hendak mengeluh? Silahkan! Tapi saya tidak bisamenyelesaikan masalah kalian loh ya. (TERTAWA) Soalnya,saya ini bukan ahli yang bisa dijadikan pendapat ahli ketika dibutuhkan, lha wong saya ini ahli berpendapat kok. Tapi, yang jelaskata orang-orang sih, sekali lagi, ini cumankatanyalhoya, jadi,kalau orang sudah curhat sih katanya bisabikin plong perasaan.

Oh ya, demi kenyamanan dan keamanan bersama, alangkah baiknya segala keluhan ataupun makian ini jadi konsumsi pribadi kita-kita aja karena akhir-akhir ini ketika saya menggunjing sesuatu hal,perasaan saya senantiasa was-was¾meski saya tak tahu penyebabnya Hehehehe. (PAUSE) Sebentar, sebentar, sebentar! Sebelum saudara-saudara menjawab, saya hendak cuci muka dulu. Kalaukalian ingin menjawab pertanyaan ya silahkan saja. Tapiperlu saya ingatkan bahwa SAYA HARAP KALIAN HARUS BERSUARA DENGAN KERAS, TELINGA SAYA AGAK BERMASALAH.

(AKTOR KELUAR PANGGUNG SEMENTARA MUNCUL SUARA-SUARA KELUHAN YANG BERAGAMDARI PENONTON)

Ha? Apa? Oh Begitu! Lalu? Lanjutkan Ocehan Kalian!(AKTOR MASUK DENGAN MULUT PENUH DENGAN SIKAT GIGI) Pelan-pelan dong! Satu-satu! Santailah, saudara-saudaraku yang budiman dan bijak ini. Saya dengar kok curhatan kalian. Sebentar! Tadi ada abang bakso lewat tidak? Seketika perasaan saya kok lapar.

(AKTOR KELUAR LAGI)(SEMBARI AKTOR MASUK KEMBALI KE PANGGUNG, SUARA-SUARA KELUHAN TERSEBUT TERSISASATU SUARA LAGI)

Apa? Rumahmu tidak terjangkau internet? Rumahmu pedalaman ya? Kasian amat sih. Duh, duh, duh, makanya pindah rumah deh. Cari rumah di kota sana. Cian amat sih tidak bisa internetan. Jadi, gimana? Selesai sudah curhatan kalian kan? Udah plong? Syukurlah.(MERAPIKAN KERTAS DAN BUKU YANG BERSERAKAN) Cukup melelahkan. Seperti yang sudah saudara-saudara saksikan. Saya lelah dengan tugas ini yang terus menumpuk. Inilah. Itulah. Tetapi, temanku yang pintar di kelas pernah berkata, “kau ini kerjaannya mengeluh seenak udelmu sendiri. Kau sendiri apa ndak mikir gimana susahnya dosen nyiapinini materi buat kita semua?”. Maka dengan cepat kubantah,”Lah, kan kau tahu sendiri? Ini mah tugas mulu. Numpuk terus ora mandeg dan kudu dikumpulin sehari setelahnya sih. Kesel, bosku.”Seakan tak kehabisan ide, dia langsung menyaut, “Ya, itu terserah kau sih. Jadilah seperti pohon yang tak mengeluh setiap waktu menghasilkan oksigen buat kemaslahatan makhluk lainnya.”. Aku tidak membantah lagi, karena perutku lapar dan ketika aku lapar, aku malas berdebat.

(MELIHAT HAPENYA, BERMAIN-BERMAIN) (TETIBA TERDENGAR LAGU YANG DIPUTAR OLEH TETANGGA SAMPING RUMAHNYA. LAGU TERSEBUT BERJUDUL “KUAT KITA BERSINAR”. KEMUDIAN AKTORIKUT MENYENANDUNGKAN LAGU DAN AKHIRNYA AKTORINI TERPANTIK SESUATU AKAN LAGU TERSEBUT) Beberapa hari ini, saya terdistraksi oleh beberapa hal ketika saya membuka hape ini. Istilah-istilah baru terus menjejali pikiran saya, menyusupi setiap celah tiadahenti seperti new normal, PSBB, elite global,teori konspirasi, ventilator, respirator, rapid test,swab test, lockdown, Pembelajaran Jarak Jauh, face shield, true normal, kenormalan baru, disinfektan, sarung tangan lateks, surgical mask, ODP, OTG, ODR, PDP, tes PCR, droplet, buzzer. Istilah-istilah ini terus dijejalkan dari pihak pemerintah, media baik itu cetak maupun elektronik, ataupun artis-artis yang saya follow di dunia maya. Jujur saudara-saudara, sebenarnya saya cukup penasaran dengan corona dengan segala tetek bengeknya tapi lama-kelamaansaya menemukan istilah yang tepat dengan perasaan saya iniyang secara tidak kebetulan saya teringatakanlembaran-lembaran cerita Poe yang pernah sayabaca.Begini kira-kira“Aku membenci dengan kebencian yang lebih tepat dimiliki iblis daripada manusia.1”(AKTOR INI MENDIALOGKAN SECARA BERULANG)Aku membenci dengan kebencian yang lebih tepat dimiliki iblis daripada manusia.

(DIPERLIHATKAN BERAGAM VIDEO-VIDEO YANG DIDAPATKAN DARI BERAGAM MEDIA TENTANG CORONA DAN JUGA DITAMPILKAN BERAGAM TANGKAPAN LAYAR BERITA-BERITA CORONA BAIK ITU DARI PEMERINTAH MAUPUN DARI BERAGAM ARTIS-ARTIS YANG PRO DAN KONTRA AKAN KORONA SEMENTARA AKTOR INI MELAKUKAN GERAKAN TEATRIKAL TENTANG KEDEPRESIAN YANG DIALAMI OLEH AKTOR TENTANG TUGAS-TUGAS SELAMA KULIAHNYA MAUPUN PEMBERITAAN YANG TERUS MASUK DALAM PIKIRANNYA. KEADAAN INI LAMA KELAMAAN MENGALAMI CHAOS PANGGUNG)(SEKETIKA AKTOR PAUSE DAN DIIRINGI PULA OLEH TAMPILAN VIDEO TERSEBUT)BAJINGAAAAAN! SAYA LUPA HARUSNYA TADI SAYA KULIAH. SEKARANG SUDAH TELAT. AH, BAGIAMANA INI? BAGAIMANA INI? (SUASANA CHAOS) (TIBA-TIBA PAUSE) NAH, BAIKLAH SAYA AKAN PERGI KE DOKTER UNTUK MEMINTA SURAT KETERANGAN SAKIT BAHWA SAYA POSITIF CORONA.

 (AKTOR KELUAR)(AKTORKEMBALI MASUK) Sebentar! Saya harus memeriksa pada hape saya dulu nih, apa saja ya gejala-gejalacorona?(DIAM SEJENAK) Oh begini. (TIBA-TIBA BERSIN)(LAMPU PERTUNJUKAN PADAM. BEGITU PULA TIRAI PERTUNJUKAN PUN DITUTUP DAN BERAKHIR SUDAH KEHIDUPAN AKTOR INI)

SELESAI

No comments:

Post a Comment