Friday, December 23, 2022

Prestasi Teater Tiang “lomba monologue competition Bem UISI”

 Prestasi Teater Tiang

Lomba Monologue Competition Bem UISI


Halooo Tiangerss!!!! Kali ini admin mau membagikan prestasi Teater Tiang pada lomba Monologue competition yang diadakan oleh BEM UISI. Mau tau nggak??? Terus pantengin postingan ini yaa.

Dalam lomba tersebut Teater Tiang membawakan naskah berjudul “Terbitnya Cahaya” karya bayu syaifudin sekaligus di sutradarai langsung oleh Om bayu(panggilan akrab anggota Teater Tiang). Tidak lupa juga dengan aktor yang sudah bekerja keras yaitu Mohamad Ahda Min Ihdal Umam.

Pada lomba kali ini Teater Tiang berhasil meraih juara 3. Prestasi ini tentunya menjadi kebanggaan dari Teater Tiang karena proses ini adalah hasil jerih payah dari semua anggota Teater Tiang. Dengan didapatkannya prestasi ini semoga bisa menjadikan semangat untuk para anggota Teater Tiang lainnya untuk bisa membawa nama baik Teater Tiang di perlombaan selanjutnya.

Sekian dulu yaaa pertemuan kita kali ini, Tiangers jangan lupa doain kita biar tambah semangat lagi. Sampai jumpa di acara kita selanjutnya.

Salam Budaya!!!

Thursday, December 22, 2022

WORKSHOP kepenulisan naskah drama

WORKSHOP KEPENULISAN DRAMA

TEATER TIANG UNIVERSITAS JEMBER 

Haloo Tiangersss!!! Kali ini admin mau membagikan cerita tapi bukan pementasan nihh. Loh, sekarang Teater Tiang udah ganti jurusan min? Bukan begitu maksudnya wkwkwk, jadi pada sabtu, 29 Oktober 2022 Teater Tiang mengadakan workshop kepenulisan naskah drama untuk para anggota Teater Tiang. Jadi selain pementasan kita juga ada acara yang lain Tiangerss. Terus min? Yaa sabar dongg admin lagi mikirin kata2 nihhh!! Cerita pengalaman admin aja yaaa!!

Jadi workshop kemarin itu Teater Tiang mengundang 2 pemateri yang semuanya adalah alumni dari Teater Tiang sendiri, waahh hebat2 ya alumni Teater Tiang, Tiangers doain admin yaa biar bisa mengikuti jejak para alumni2 tiang!! AMINNNN….
 
Materi pertama disampaikan oleh Mas Rodli yang diisi dengan materi tentang teknik kepenulisan naskah drama melalui Zoom Meeting. Untuk menulis naskah darama kita dapat mengembangkannya dari berbagai macam seperti :
1. Nama tokoh
2. Satu kata yang kemudian dikembangkan menjadi kalimat sampai menjadi narasi
3. Obejek yang menjadi fokus pembahasan
4. kepekaan terhadap lingkungan sekitar 
5. Menyadur dari karya orang lain
Pada materi pertama peserta workshop juga di minta untuk mengembangkan satu kata "aduh" menjadi sebuah narasi. Kemudian peserta juga diminta untuk membuat sebuah monolog dalam waktu 5 menit. setelah itu peserta diminta untuk membuat dialog dari dua tokoh yang kemudian jumlah tokohnya bisa bertambah sesuai dengan kemampuan peserta.

Materi kedua disampaikan oleh Mas Mamak tentang penggunaan What If. Penggunaan What If atau dalam Bahasa Indonesianya Bagaimana Jika dapat digunakan dalam menulis naskah. Cara ini dapat membantu dalam mengembangkan sebuah cerita yang akan diangkat dalan naskah. Misalnya bagaimana jika Malin Kundang dikutuk oleh istrinya bukan ibunya. Namun, dalam menerapkan teknik What If ini, kita harus mencari refrensi yang kredibel agar dapat dikembangkan dengan baik.

Workshop Kepenulisan drama kemarin menurut admin sangat berguna untuk kita yang terjun di dunia perteateran. Karena dengan ilmu kepenulisan naskah drama yang dipaparkan oleh pemateri kita tidak lagi menulis naskah yang asal jadi, karena kita diajarkan tata cara penulisan naskah drama dengan kesusastraan yang tepat.

Nahh dari hasil workshop tersebut diharapkan untuk anggota Teater Tiang selanjutnya dapat menulis naskah drama yang baik dan benar.

Naahh segitu dulu cerita admin kali ini, kapan2 kita adain workshop untuk eksternal yaa agar para Tiangers bisa ikut. Sampai jumpa di acara Teater Tiang selanjutnya yaa!!!
Salam Budaya!!!


Fragmentasi 2022

 Fragmentasi 2022

Teater Tiang Universitas Jember


Salam Budaya!!!

Halo Tiangers!!!! Gimana nih kabarnya? Masih bingung sama masa depan? Wkwkwk, sudah nonton pertunjukan dari Teater Tiang belum? Nah, kali ini admin ingin mempersembahkan salah satu produksi dari Teater Tiang yaitu Fragmentasi 2022 yang membawakan naskah berjudul “Bunga rumah Makan” karya dari Utuy Tatang Sontani yqng disutradarai oleh Rozaan Brilian Fauzi. Sebelumnya admin mau jelasin nih fragmentasi itu seperti apa! Jadi Fragmentasi itu adalah acara tanun Teater Tiang yang aktor2 nya itu kita ambil dari Mahasiswa baru FKIP. “Waaahh seru tuh kayaknya min”, iya dongg!! Jadi untuk kalian para Tiangers khususnya yang maba yaaa, pantengin terus IG Teater Tiang biar kalian bisa join sama proses kami.

Pada penasaran nggak sih sama aktor2 dari Fragmentasi 2022 ini!! Yuk simak lebih lanjut

Nindya sebagai Ani

Cindy sebagai sudarmi

Rozaan sebagai iskandar

Renza sebagai suherman

Dziga sebagai karnaen

Tata sebagai polisi

Dimas sebagai pengemis

Mayla sebagai ismi

Zakiyah sebagai rukayah

Novi sebagai peremupuan belanja

Umam dan ibam sebagai pemuda

Ketika admin bertanya kepada sutradara mengenai sinopsis naskah bunga rumah makan sutradara menjelaskan, Jadi naskah bunga rumah makan menceritakan mengenai seorang perempuan muda bernama ani yang tidak mempunyai orang tua dan digeluti masalah ekonomi, naskah ini juga menjelaskan mengenai stratifikasi sosial yang diibaratkan oleh si penulis di rumah makan. Dimana di rumah makan tersebut tidak ada batasan antara yang kaya dan yang miskin, bisa dilihat pada tokoh iskandar dimana dia memberitahu ani bahwa dia dibelenggu di rumah makan tersebut. Awalnya ani merasa terganggu dengan penjelasan iskandar tapi setelah berfikir akhirnya ani memilih untuk keluar dari rumah makan tersebut dan memilih hidup bersama laki laki yang jujur yaitu islandar

Naahh buat kalian yang ingin menonton pertunjukan Fragmentasi 2022 bisa langsung cek Yt kita yaaa. Sampai bertemu di pementasan selanjutnya Tiangersss!!!

Salam Budaya!!!


Pojok Seni 2022

 





Salam Budaya!!!!

Halo Tiangers!!! Bagaimana kabarnya? Semoga baik baik saja yah. Nah pada ingin tahu nggak foto diatas itu foto waktu acara apa? Mungkin bagi Tiangers yang selalu dateng pas teater tiang ada pementasan pasti udah tahu masalah kufur” wkwkwkw. Nah jadi admin ingin memberitahu salah satu produksi tahunan Teater Tiang yaitu Pojok Seni 2022 yang mementaskan nasakh yang berjudul “Sayang Ada Orang Lain” karya Utuy Tatang Sontani yang disutradarai oleh Fanis Apriliani. Pada penasaran nggak nih siapa aja sih aktor dalam produksi kali ini!! Yuk simak lebih lanjut. 

Aktor dalam pementasan ini yaitu ada 8 orang yaitu Rozaan sebagai Suminta, Engin sebagai mini(istri suminta), Ibam sebagai Hamid, Cindy sebagai Bu hajah, Novi sebagai Sum, Aulina sebagai istri tukang minyak, Kamis sebagai Perempuan tua, dan Umam sebagai LBS(lelaki bermata serigala). Nah jadi itu tadi para aktor dan aktris dari Teater Tiang yang berhasil membawakan naskah “Sayang Ada Orang Lain” dengan cukup bagus. 

Naskah ini menceritakan tentang suatu keluarga yang terdiri dari seorang suami yaitu Suminta dan seorang istri yaitu Mini pada latar tahun 1950 an. Seperti kebanyakan keluarga pada tahun tersebut, keluarga Suminta pun mengalami kesulitan ekonomi karena gaji Suminta sebagai buruh yang tidak mencukupi. Hal itu membuat Minta dan Mini harus mengutang dari rumah satu ke rumah lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Awalnya keluarga mereka begitu harmonis meskipun dilanda kesulitan ekonomi, namun hal itu berubah setelah Bu Hajah membawa kabar bahwa Mini berhubungan dengan laki-laki lain. Minta pun murka dan kecewa. Bagaimana mungkin istri yang sangat ia cintai bisa berhubungan dengan orang lain. 

Akan tetapi Hamid dengan paham nya yang tidak memercayai Tuhan, dia berusaha untuk menjelaskan kepada Minta bahwa kabar yang diberikan Bu Hajah tidaklah benar dan apa yang dilakukan Mini semata-mata untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Terjadilah Perdebatan antara Hamid dan Bu Hajah yang membuat Suminta bingung akan kebenaran mana yang harus ia percaya. Kira-kira kebenaran mana yang akan Suminta percaya ya gengsss... Apakah si Mini benar-benar melakukan seperti apa yang Bu Hajah tuduhkan?

Buat Tiangers yang belum sempet nonton langsung ke pementasan kami jangan galau, kalian bisa kok lihat video nya di yt Teater Tiang Chanel. 

Sampai ketemu di pentas Teater Tiang selanjutnya yaaa!!!

Salam Budaya!!

Tuesday, December 20, 2022

Aplikasi Penggaru XXVIII 2022

 

Aplikasi adalah pementasan rutin Teater Tiang yang diadakan setiap tahunnya. Teater Tiang tahun ini telah melaksakan Aplikasi Penggaru XXVIII pada Sabtu, 28 Mei 2022. Aplikasi kali ini Teater Tiang membawakan naskah dari anggota Penggaru XXVIII yaitu Ibam Abimanyu yang berjudul “Aji Semar Mesem”. 

Naskah Aji semar mesem menceritakan tentang seorang pemuda bernama Adi yang memiliki sifat pemalas yang mengakibatkan dia putus dengan kekasihnya yang bernama siti. Berhubung keluarga adi memegang erat budaa kejawen oleh karena itu adi berinisiatif untuk mengamalkan aji yang dulunya digagas oleh kaum abangan(kaum kejawen yang memegang erat budaya islam) bernama Ajian semar mesem. Akan tetapi adi tidak memiliki bekal berupa kerohanian yang cukup yang mengakibatkan dia menyalah gunakan ajian tersebut sehingga fikiran adi dipenuhi kegelapan, adi berniat membalaskan dendamnya atas kasih yang tidak sampai terhadap siti bahkan dia sampai membunuh suami barunya siti yaitu fiki. Kegelapan fikiran adi semakin meningkat sampai sampai dia juga ingin membunuh kekasihnya sendiri. 

Pementasan Aplikasi dari penggaru XXVIII ini sangat berkesan khususnya untuk penggaru XXVIII sendiri, selain mereka membawakan naskah dari anggota penggaru XXVIII Sendiri pementasan Aplikasi tahun ini juga banyak menerima apresiasi dari banyak penonton dikarenakan adegan2 didalam naskah yang bisa dibilang penuh dengan konflik tragedi dan juga diselingi komedi oleh sutradara.

Sunday, January 9, 2022

WORKSHOP DISKUSI PERTUNJUKAN SENI

 Diskusi Pertunjukan Seni

“Teater Berbasis Riset”

 

Pada 23 Februari 2021 Teater Tiang mengikuti workshop diskusi pertujukan seni yang membahas tentang “Teater Berbasis Riset”. Workshop dihadiri oleh Dwi Aprilia dan Ifatul Khasanah secara online melalui Zoom Meeting. Dari workshop ini kita dapat mengetahui teater berbasis riset merupakan sebuah pertunjukan teater yang diproses berdasarkan pada penelitian terhadap suatu masalah secara sistematis dan ilmiah.

Riset teater merupakan salah satu bentuk riset artistik, dimana seorang seniman bertindak sebagai pelaku riset dan naskah drama teater sebagai objek atau bahan riset. Dalam pertunjukan teater, baik sutradara maupun aktor harus meneliti teks naskah dan menjawab permasalahan yang ada di dalam naskah drama teater dengan melakukan analisis, investigasi, dan pendalaman naskah.

Dalam metode riset teater untuk aktor terdapat langkah-langkah:

1.      Menentukan Starting Point, yaitu poin awal seorang aktor dalam usaha mengenali tokoh yang akan dimainkan dengan cara membaca buku, bereksplorasi saat latihan, dan berkhayal.

2.      Estetika, yaitu berupa tokoh atau karakter yang akan ditampikan aktor. Hal ini bisa dicapai dengan olah tubuh, olah rasa, dan olah vocal.

3.      Location, yaitu lokasi bermain tokoh akan berpengaruh kepada aktor.

4.      Transmision, merupakan key isu yang harus dipahami sehingga memudahkan aktor dalam mewujudkan tokoh di naskah drama teater.

Dalam kehidupan berteater sebenarnya banyak aktor yang melakukan riset tapi tidak banyak yang merubahnya ke dalam hasil riset yang dapat digunakan sebagai literatur keaktoran.


Banyak sekali pertanyaan tentang teater berbasis riset ini seperti apa saja basis riset dalam teater?, perbedaan riset berdasarkan aliran teater?, bagaimana menyatukan sudut pandang sutradara, aktor maupun pembimbing terhadap pernokohan?, serta bagaimana menentukan batasan dalam melakukan riset teater?. Pada dasar riset bisa dilakukan secara langsung maupun  dokumentasi (tetaer tiktografi dari pertunjukan Putu Wijaya). Terdapat banyak aliran teater seperti realisme, post realisme, absurd, surealis, dll. Dalam riset perbedaan tersebut hanya terjadi pada objek yang akan dikaji. Konflik perbedaan pandangan antara aktor dan sutradara adalah hal yang normal, secara professional kita harus bisa menempatkan diri. Entah sebagai pekerja atau akademisi yang harus mempertahakan pandangannya. Dalam melakukan riset teater juga memiliki batasan-batasan dari ladasan teori yang akan digunakan.

Nah, dari hasil workshop diskusi pertujukan seni “Teater Berbasis Riset” ini diharapkan kedepannya anggota Teater Tiang mampu melakukan riset artistik dalam proses produksi, sehingga dapat meghasilkan hasil riset yang bisa digunakan sebagai literatur dan pembelajaran untuk proses-proses produksi selanjutnya.

Sunday, January 2, 2022

FRAGMENTASI 2021

 FRAGMENTASI 2021


Minggu, 24 Oktober 2021 Teater Tiang kembali melaksanakan kegiatan tahunan yaitu Fragmentasi. Fragmentasi merupakan suatu pementasan yang melibatkan mahasiswa baru dalam tim artistiknya. Mulai dari aktor, tim tata panggung, lighting, ilustrasi, hingga tim make up kostum semuanya melibatkan mahasiswa baru 2021.

Pada Fragmentasi 2021 ini Teater Tiang mementaskan naskah yang berjudul “Wek-wek” sebuah karya dari Iwan Simatupang. Naskah ini bercerita tentang kehidupan yang penuh tipu-menipu tanpa mengenal status sosial yang dikemas dengan tokoh pewayangan. Ada empat tokoh yang diperankan oleh para maba yaitu Ojan sebagai Petruk, Ibam sebagai Pak Lurah, Ashah sebagai Gareng, dan Shelvy sebagai Bagong. Ojan dan kawan-kawan berhasil menyampaikan pesan dari naskah sesuai dengan arahan Sutradara dan tim lainnya.

Menurut Farisa sebagai Asisten Sutradara naskah ini menarik untuk dipentaskan karena banyak pelajaran yang dapat diambil dan di implementasikan dalam kehipun sehari-hari. Daya tarik lainnya adalah penokohan yang dikemas dalam karakter pewayangan. Meskipun naskah ini bukan cerita asli dari punakawan itu sendiri, tetapi setiap tokoh memiliki karakter yang menggambarkan sosok punakawan. Dengan demikian kita juga dapat melestarikan budaya melalui sebuah pertunjukan teater.



POJOK SENI 2021

 POJOK SENI 2021

Salam Budaya!!!

 


Pojok Seni tahun ini hampir sama dengan pojok seni tahun kemarin, kami melaksanakan secara online. Dikarekan pada pertengahan tahun 2021 pandemi Covid-19 meningkat  tapi hal ini tidak menjadi halangan bagi kami untuk tetap melaksanakan pementasan walaupun hanya secara online.

Pada pementasan Pojok Seni kami membawakan naskah yang berjudul Penjual Bendera, yang didalamnya terdapat 4 tokoh yaitu Gareng, Sompeng, Jondul, Dan Barcep yang diperankan oleh Billy, Engine, Ahda, Dan Aulina. Sutradara pada pementasan ini adalah Bayu Syaifudin dengan didampingi oleh SM yaitu Farisa Nurillah.

Pementasan ini berhasil dilaksanakan pada 28 Agustus 2021, walaupun hanya secara online via zoom tetapi antusias penonton sangat baik terhadap pementasan ini. Semoga dipementasan selanjutnya kita bisa lebih baik lagi.



APLIKASI PENGGARU XXVII 2021

 Aplikasi Penggaru XXVII



Aplikasi adalah pementasan rutin Teater Tiang yang diadakan setiap tahunnya. Teater Tiang tahun ini melaksanakan Aplikasi Penggaru XXVII pada Minggu, 25 April 2021. Aplikasi ini adalah kegiatan pertama kami secara offline selama adanya Pandemi Covid-19. Naskah yang kami bawakan pada saat itu adalah naskah berjudul “Soak” dengan Sutradara Aulina Roudlotul Jannah.

Naskah Soak menceritakan kejadian di waktu mundurnya Presiden Soeharto dari Jabatan Presiden Republik Indonesia pada tahun 1998. Naskah hasil karya Giri Ra Tomo ini dimainkan dengan menggunakan latar laboratorium dengan 6 tokoh. Keenam tokoh ini terdiri dari kepala laboratorium yang disebut dengan profesor; kedua asisten bernama Harmo dan Moko; dan tiga eksperimen profesor. Profesor adalah gambaran dari sosok Presiden ke-2 RI, yakni Bapak Soeharto. Sedangkan asistennya Harmo dan Moko adalah seorang kaki tangannya dengan kalimat fenomenalnya “Menurut Petunjuk Bapak Presiden”. Mungkin nama ini tidak asing bagi orang yang ada di era tersebut. Harmo dan Moko adalah satu orang yang sama, Menteri Penerangan RI pada saat itu yang bernama Harmoko.

Pementasan offline pertama ini sangat berkesan bagi kami. Di sini kami mendapatkan apresiasi dari teman-teman sesama penikmat seni teater secara langsung. Kami juga bisa merasakan atmosfer yang berbeda dari pementasan online yang biasa kami lakukan. Kami harap Pandemi Covid-19 ini segera usai, kami rindu berkesenian tanpa memusingkan keprotokolan.



Saturday, January 1, 2022

PRESTASI TEATER TIANG 2021 "NASKAH MONOLOG"

 

Prestasi Teater Tiang Lomba Naskah Monolog

Salam Budaya!!!


UKM Teater Tiang FKIP Universitas Jember kembali meraih prestasi dalam lomba “Naskah Monolog” Gelora Saraswati 2021 yang diselenggarakan oleh Bengkel Seni Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Dalam lomba tersebut Teater Tiang melombakankan naskah yang berjudul “INDUN” karya Dwi Aprilia.

Dwi Aprilia yang diakrab dipanggil “April” merupakan salah satu anggota Teater Tiang. Dengan usaha dan kerja kerasnya dalam membuat naskah, ia berhasil  mendapatkan predikat juara 2. Hal ini tentunya menjadi salah satu kebanggaan Teater Tiang dan dapat menjadi motivasi bagi anggota Teater Tiang untuk terus  menghasilkan karya-karya hebat laiinya.