SEJARAH TEATER DI DUNIA DAN DI INDONESIA
Salam Budaya!!
Halo
Tiangers!! Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang Teater dan
sejarah munculnya teater di dunia maupun di Indonesia. Sebelum berbicara
mengenai Teater, Teater sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu theatron yang asal katanya theomai yang berarti “takjub melihat atau memandang”. Dalam
perkembangannya, teater memiliki beberapa pengertian
sebagai berikut.
1. Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal
pada zaman Plato)
2. Teater diartikan sebagai public atau auditorium (dikenal pada
zaman Herodotus).
3. Teater diartikan pula sebagai pertunjukan atau karangan yang dipentaskan.
Teater bisa diartikan dengan dua cara, yaitu dalam arti sempit dan arti luas.
1. Dalam arti sempit, teater bias diartikan sebagai drama (kisah hidup atau kehidupan manusia baik fiktif maupun nyata) yang diceritakan dan dipentaskan di atas panggung/pentas, kemudian didiskusikan oleh orang banyak yang mengacu pada panduan teks/naskah.
2. Dalam arti luas, teater adalah segala macam pertunjukan atau tontonan
yang dipertunjukkan di depan khalayak ramai. Misalnya, wayang orang, lenong, ketoprak, ludruk, arja, randai, reog, dan sebagainya.
Jika dilihat dari definisinya, teater diartikan sebagai sebuah pertunjukan. Selain itu, teater juga memiliki arti sebuah organisasi yang
berupa wadah untuk kumpulan orang-orang pecinta
teater.
A. Sejarah Teater di
Dunia
a. Teater Yunani Kuno
Dalam sejarah dunia, teater muncul
sekitar abad ke-6 SM dari bangsa Yunani kuno yang telah mempunyai seni pertunjukan yang disebut drama.
Pertunjukan drama berasal dari upacara keagamaan dalam
bentuk pemujaan kepada Dewa Anggur bernama Dionysus.
Teater pada zamanYunani Kuno biasanya dipertunjukkan
secara umum di sebuah tempat yang bernama theatron. Theatron merupakan bangunan khusus untuk pertunjukan drama, terbuka tanpa
atap, dan dibangun di lereng-lereng bukit.
Di Italia, seni teater berkembang
sangat pesat dan mengalami masa kejayaan, baik dari segi panggung, penambahan dekorasi, maupun penambahan
ornamen serta layar pada tempat pertunjukan sehingga
melahirkan teater modern. Berbeda dengan zamanYunani, penonton
teater di Italia terbatas pada kalangan tertentu yaitu kalangan bangsawan. Pertunjukan
pertama kali yakni tragedy. Sedangkan jenis-jenis teater pada zamanYunani kuno
antara lain, tragedy, satir, dan
komedi. tempat pertunjukkan teater Yunani pertama yang permanen dibangun
sekitar 2300 tahun yang lalu. teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk
setenga lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak
yang disebut Amphitheater (Jakob Soemardjo, 1984). ciri-ciri
teater Yunani kuno.
1. Pertunjukkan dilakukan di amphitheater
2. Sudah menggunakan naska lakon
3. Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya
dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari
satu tokoh.
4. Cerita yang digunakan adalah tragedi dan komedi.
5. Pemain khusus untuk kelompok koor (Nyanyi), penari,
dan narator.
b. Teater Romawi
Teater
romawi berkembang sekitar 200SM, setelah adanya peralihan kegiatan kesenian
dari Yunani ke Romawi, begitu pula seni teater. drama romawi berpengaruh pada
zaman renaissance, beberapa pertunjukkan teater romawi yaitu, tragedi, farce
pendek, mime,pantomim, tokoh yang terkenal pada zaman teater romawi antara
lain, Luxius, Terence, Clautus, Livius.
Ciri- ciri teater Romawi antara lain.
1. Koor
tidak berfungsi mengisi setiap adegan
2. Musik
menjadi pelengkap seluru adegan
3. Tema
berkisar pada masalah hidup.
Bentuk-bentuk
pertunjukkan yang terkenal di Zaman Romawi klasik adalah tragedi, satu-satunya
bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius
Anneus Seneca ( 4 SM- 6SM ) dengan ciri-ciri :
a) Plot
cerita terdiri dari 5 babk dengan struktur cerita yang terperinci jelas.
b) Adegan
berlangsung dalam ketegangan tinggi
c) Dialog
ditulis dalam bentuk sajatri
d) Tema
cerita seputar hubungan antara alam kemanusian dan alam gaib
e) menggunakan
teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan
isi hati.
Farce
pendek, farce (pertunjukan jenaka) menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk
drama yang terkenal. bentuk pertunjukkan teater tertua pada zaman romawi klasik
ini memiliki ciri-ciri antara lain selalu menggunakan tokoh yang sama dan
sangatipikal.
mime, mime muncul
di zaman Yunani sekitar abad 5SM dan kemudian masuk romawi sekitar tahun 212
SM. dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Banyak
terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi.
b) Tokoh
wanita diperankan oleh pemain wanita.
c) Tidak
menggunakan topeng
d) Cerita
bertemakan perzinahan, menentang sakramen, dan upacara gereja.
Teater
romawi lenyap setelah ada penyerangan bangsa barbar dan munculnya kekuasaan
gereja. drama terakhir dipentaskan sekitar tahun 533 M.
c. Teater Renaissance
Teater
ini berkembang antara tahun 900-1500 M. drama dibuat berdasarkan cerita-cerita
Alkitab dan dipertunjukkan diatas kereta yang disebut Pegeant,dan
ditarik keliling kota. para pemain pegeant memainkan satu adegan dari kisah
dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. cirinya antara lain, dimainkan oleh
aktor-aktor yang belajar di Universitas sehingga dikaitkan dengan masalah
filsafat dan agama. dipentaskan di atas kereta yang dibawa keliling menyusuri
jalanan. banyak disispi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita percintann.
dimainkan di tempat umum memunggut bayaran. tidak memiliki nama pengarang,
drama ini lenyap dengan munculnya reformasi sekitar tahun 1600 M.
2. Sejarah Teater di Indonesia
Sementara itu di Indonesia, seni
pertunjukan seperti teater sudah muncul sejak lama. Teater Indonesia atau teater Nusantara ini mencakup teater
tradisional yang berasal dari daerah-daerah yang
ada di Indonesia. Misalnya, ketoprak dari Jawa, makyong dari Riau, dan drama gong dari Bali. Pada awalnya, teater
tradisional ini dijadikan sebagai upacara keagamaan. Namun, seiring
berkembangnya zaman, beberapa teater tradisional
menjadi sebuah pertunjukan untuk tontonan saja.
Kasim ahmad dalam bukunya mengenal teater tradisional di Indonesia
(2006)mengatakan, sejarah teater tradisional di indonesia dimulai sejak sebelum
Zaman Hindu. pada zaman itu, unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan
untuk mendukung upacara ritual. semisal wayang dari jawa, hal ini dibuktikan
keberadaan pada prasasti-prasasti pada zaman raja Jawa, antara lain prasasti di
masa Raja Balirung. selain ditemukan diprasasti bukti lain adanya teater tradisional
yakni terdapat pada kakanwin Arjunawiwah karya Mpu Kanwa pada zaman raja
Airlangga abad ke 11.
Selanjutnya, memasuki abad ke-20 teater
nusantara mengalami perubahan sehingga muncul teater modern.
Teater modern ini merupakan teater yang dipengaruhi oleh teater
tradisional dan teater barat. Dengan adanya pengaruh dari barat, bentuk pertunjukan teater modern jauh berbeda dengan teater
tradisional. Perbedaan tersebut antara lain terlihat dari cerita yang
disuguhkan, penataan panggung, dan penataan cahaya.
Munculnya teater modern pun memunculkan kelompok-kelompok teater modern antara lain:
1. Teater
Populer
2. Teater
Kecil
3. Teater Koma
4. Bengkel
Teater
5. Studiklub
Teater Bandung
6. Teater
Payung Hitam,dan
7. Teater
Gandrik.
Teater Modern
mengalami beberapa tahapan sampai sekarang, antara lain sebagai berikut.
a. Teater Transisi
Teater transisi
adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai
mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. dalam hal penggarapannya
kelompok teater tradisional ini sudah memasukkan model garapan yang menggunakan
unsur-unsur teknik teater barat
b. Teater Indonesia tahun 1920-an
Pada periode ini,
naskah drama belum mencapai bentuk sebagai drama karena masih menekankan unsur
sastra dan sulit untuk dipentaskan. drama-drama punjangga baru ditulis sebagai
ungkapan ketertekanan kaum intelektual dimasa itu karena pemerintahan belanda
yang amat keras terhadap kaum pribumi. bentuk sastra drama pertama kali yang
menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog antartoko serta
berbentuk sajak adalah Bebasari (kebebasan yang sesungguhnya
atau inti kebebasan)
c. Teater Indonesia tahun 40-an
Pada masa ini
jepang menguasai Indonesia sehingga berdampak pula pada kegiatan kesenian dan
kebudayaan yang pada saat itu dikonsentrasikan untuk mendukung pemerintahan
jepang. segala daya kreasi seni secara sistematis diarahkan untuk menyukseskan
pemerintahan Jepang. dalam situasi yang sedemikian itu dua orang tokoh
yakni Anjar Asmara dan Kamajaya masih sempat
berpikir perlunya didirikannya Pusat Kesenian Indonesia yang bertujuan
menciptakan pembaharuan kesenian yang selaras dengan perkembangan zaman sebagai
upaya untuk melahirkan kreasi –kreasi baru dalam wujud kesenian nasional
Indonesia.
d. Teater Indonesia tahun 50-an
Setelah perang
kemerdekaan, peluang terbuka bagi seniman untuk merenungkan perjuangan dalam
perang kemerdekaan, juga sebaliknya, mereka merenungkan peristiwa perang
kemerdekaan, kekecewaan,penderitaan,keberanian, dan nilai kemanusian,
pengkhianatan, kemunafikan, kepahlawanan dan tindakan pengecut, dan lain-lain.
Sementara itu, ada lakon yang bercerita tentang kekecewaan pasca-perang,
seperti korupsi, oportunismepolitis, erosi ideologi, kemiskinan, Islam dan
Komunisme, Melalaikan penderitaan korban perang dan lain-lain.
e. Teater Indonesia tahun 70-an
Pada masa ini
seorang tokoh yang bernama Lim limmendirikan sebuah organisasi teater yang
diberinama studiklub teater bandung dan memulai eksperimen dengan menggabungkan
unsur-unsur teater etnis seperti gamelan, tari topeng Cirebon, longser, dan
degalan dengan teater barat . tokoh-tokoh teater yang muncul pada masa ini
antara lain, Teguh Karya (Teater Populer)
f. Teater Indonesia tahun 1980-90an
Situasi politik
indonesia kian seragam melalui pembentukan lembaga-lembaga tunggal di tingkat
nasional. dalam latar situasi seperti ini, lahir beberapa kelompok teater yang
sebagian merupakan produk festival teater. di Jakarta dikenal dengan festival teater
Jakarta ( Festival Teater Ramaja), di Jogyakarta ada Festival Seni pertunjukan
Rakyat, di surabaya ada Festival Drama Lima Kota yang digagas oleh luthfi
Rahman, Kholiq Dimyati, dan Mukid F.
g. Teater kontemporer
Teater kontemporer adalah karya teater
yang mengandung sifat-sifat kekinian. Berkembang sebagai wujud kreatifitas
seniman teater menemukan jati dirinya. Sehingga teater ini berfungsi sebagai
presentasi estetis yang senimannya hanya ingin mengomunikasikan gagasannya
kepada penonton menjadi harapan para seniman. Walaupun jumlah penonton relative
sedikit, tetapi penonton tersebut adalah orang-orang yang paham betul pada
teater serta bisa menangkap konsep garapan, itulah yang diharapkan. Bukan
kemewahan yang ingin disampaikan oleh karya teater kontemporer tidak pernah
mengutamakan perangkat yang mewah, baik tempat, kostum para pemain, dan
property. Hal yang diutamakan adalah idea tau gagasan yang orisinil dan baru
sehingga karya pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para penontonnya.
Nah Bagaimana Tiangers? Apakah sudah memahami mengenai sejarah teater di
dunia maupun di Indonesia?